• Home
  • Dumai
  • FSGBP Riau Pertanyakan Pemotongan Gaji Guru Bantu TK, SD dan SMP
Jumat, 12 Mei 2017 14:17:00

FSGBP Riau Pertanyakan Pemotongan Gaji Guru Bantu TK, SD dan SMP

Erwin, pendiri FSGBP Riau bersama Ketua PGRI Riau, Dr.H Syahril.

DUMAI, Globalriau.com - Sejak pengangkatan pertama pada tahun 2005 lalu sampai dengan 2016 belum pernah ada perselisihan antara gaji guru bantu Provinsi Riau baik tingkat SD, SMP dan TK dengan SMA, SMK serta SLB. Namun tahun 2017 ini justru terjadi pemotongan sebesar Rp180.000.

Tidak adanya konfirmasi terkait pemotongan tersebut sehingga memicu tanda tanya bagi Forum Silaturahmi Guru Bantu Provinsi (FSGBP) Riau.

Erwin Brusli Rodimart Sitompul S.Pd selaku pendiri FSGBP Riau kepada wartawan Jumat (12/05/2017) menjelaskan bahwa selama ini belum ada pemotongan sehingga gaji guru bantu SMA, SMK dan SLB dengan SMP, SD dan TK sama nominalnya.

"Anehnya, tanpa ada konfirmasi dan sosialisasi tahun ini terjadi pemotongan sebesar Rp180.000, kita curiga hal ini dimanfaatkan oleh oknum atau memang menjadi kebijakan pemerintah provinsi," ujar Erwin.

Tidak hanya sebatas itu, FSGBP Riau juga mempertanyakan biaya administrasi Rp20.000 yang dipotong dari pihak bank."Penambahan gaji guru SMA, SMK dan SLB sebesar Rp200.000 namun terjadi pemotongan sebesar Rp20.000 untuk biaya administrasi pihak bank, hal ini kita pertanyakan juga karna jumlah guru SMK, SMA dan SLB mencapai ribuan orang," jelasnya.

Jika hal ini dimanfaatkan oleh oknum untuk meraup keuntungan dari keringat guru, maka FSGBP Riau mengutuk keras tindakan tersebut dan meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki aliran dana pemotongan yang dilakukan.

Namun, tambah Erwin, jika memang sudah menjadi kebijakan pemerintah provinsi dengan dalih rasionalisasi anggaran maka kebijakan tersebut dinilai keliru dan kurang tepat.

"Banyak hal yang tidak bermanfaat yang layak dipangkas, seperti kunker pejabat dan anggaran ceremonial lainnya yang hanya menghabiskan dana APBD, jangan mengorbankan hak guru yang harus menunggu berbulan-bulan baru dibayarkan. Jika demikian artinya Gubernur Riau tidak peduli kepada kesejahteraan guru bantu," tegasnya.

Ditengah kondisi ekonomi sulit seperti sekarang, listrik mengalami kenaikan dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya yang juga sudah meroket. Kata Erwin, seharusnya pemerintah justru menaikkan gaji guru bantu sehingga mereka dapat mencukupi kehidupan sehari-hari, meskipun yang sudah ada masing dianggap belum sepadan.

Erwin mendesak pemerintah untuk bijak dalam mementingkan hak para guru bantu, termasuk dalam proses pembayaran diharapkan pemerintah dapat terus mengutamakan pembayaran gaji guru bantu, sehingga tidak ada keterlambatan lagi kedepannya.(egy)

 

Share
Berita Terkait
  • 6 tahun lalu

    Pemkab Kuansing Didesak Lunaskan Gaji Guru dari Januari 2018

    "Setiap tahun guru harus berhutang pinjam sana-sini untuk mencukupi kehidupan mereka. Padahal guru itu katanya pahlawan tanpa jasa, tapi sejauh ini belum ada kebijakan pemerintah b
  • 6 tahun lalu

    Guru Bantu Kecewa Kadisdik Dumai "Berbohong"

    Mewakili aspirasi ratusan guru bantu yang ada di Dumai, Erwin, selaku pendiri Forum Silaturahmi Guru Bantu Riau (FSGBR) sangat menyayangkan kebohongan yang dilakukan Kepala Dinas P
  • 7 tahun lalu

    Bengkalis, Siak, Rohil dan Inhu Didesak Bayarkan Gaji Guru Bantu Dikdas

    Dari 12 Kabupaten Kota, menurut data Forum Silaturahmi Guru Bantu Provinsi Riau (FSGBP-Riau) hanya kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hulu dan Kabupaten Siak yang belum me
  • 7 tahun lalu

    Nunggak Enam Bulan, Pemkab Rohil Didesak Cairkan Gaji Guru Dikdas

    Mengingat tenaga pengajar tersebut di dominasi warga muslim, oleh karenya menjelang lebaran ini Pemkab Rohil di desak agar membayarkan gaji guru Dikdas segera.
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.