• Home
  • Nasional
  • Mentri PPPA Sebut Riau Tertinggi Kedua Kasus Kekerasan Anak
Senin, 24 Juli 2017 11:04:00

Mentri PPPA Sebut Riau Tertinggi Kedua Kasus Kekerasan Anak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise.

JAKARTA, Globalriau.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise mengatakan, menurut catatan kementerian, Provinsi Riau menempati urutan kedua tertinggi kasus kekerasan terhadap anak setelah Jawa Timur.

Hal itu menjadi alasan Kementerian PPPA menggelar Hari Anak Nasional dilaksanakan di daerah tersebut.

"Setiap hari ada saja kita mendengar kasus kekerasan anak di Riau," kata Yohana, seusai menutup acara Forum Anak Nasional, di Hotel Labersa, Siak Hulu, Kampar, Sabtu, 22 Juli 2017.
 
Menurut Yohana, kekerasan terhadap anak justru terjadi di dalam rumah tangga, memperebutkan hak asuh, kekerasan fisik bahkan kekerasan seksual. Begitu pula pernikahan usia dini cukup banyak. Namun Yohana tidak bersedia menyebutkan jumlahnya.
 
Peringatan hari anak nasional di Riau merupakan perwakilan dari daerah di region Sumatera. Banyak daerah di Sumatera juga memiliki masalah yang sama dengan Riau. Untuk itu, dengan diadakannya hari anak di Riau diharapkan daerah yang ada di Sumatera untuk meningkatkan komitmen perlindungan terhadap anak.
 
"Maka itu diberi tema perlindungan anak dimulai dari keluarga, saya anak Indonesia, saya gembira, fokus perhatian kita diarahkan pada keluarga," ucapnya.
 
Masalah di Riau kata dia, menjadi perhatian khusus pemerintah. Kementerian akan mengevaluasi seberapa besar kebijakan pemerintah memberikan perhatian terhadap perlindungan anak.
 
"Apakah pemenuhan hak anak sudah diselipkan dalam program pembangunan pemerintah atau belum? Ini yang harus jadi perhatian kita semua," tuturnya.  
 
Yohana mengaku, pemerintah sejauh ini cukup serius mengatasi persoalan kekerasan terhadap anak. Pemerintah turut menggandeng lembaga masyarakat dalam hal pencegahan kejahatan terhadap anak seperti lembaga anti rokok untuk menyelesaikan persoalan perokok usia dini, pemblokiran situs-situs porno serta mendorong daerah mendirikan sekolah ramah anak. "Ini sudah kita sosialisasikan jauh hari," ujarnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Riau Hidayati Effiza mengatakan, untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap anak, Pemerintah Riau teleh membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk memberikan pendampingan terhadap korban. "Pusat pelayanan sudah dibentuk hingga tingkat kecamatan," ujarnya.
 
Sebagai upaya tingkat bawah, kata dia, Pemda giat melakukan sosialisasi serta menggelar pelatihan bagi pegiat pemerhati anak. "Kami selalu berkoordinasi dengan kementerian apapun hal yang terjadi terkait anak," ujarnya.
 
Hari Anak Nasional digelar di Riau sejak 19 hingga 23 Juli 2017. Berbagai kegiatan dilakukan seperti Forum Anak Nasional untuk menampung aspirasi serta menyerahkan penghargaan daerah layak anak untuk 126 kabupaten/kota di Indonesia. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir pada malam puncak hari anak di Pekanbaru.(tempo)

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2024 . All Rights Reserved.