Selasa, 05 Mei 2020 19:51:00
Sembako Kurang, Rakyat Diambang Kematian
NET.
Penulis : Enjelia Fitrianti
Jurusan Ilmu Pemerintahan (Ilmu Social dan Politik)
Senin, (04/05/2020), jumlah rakyat miskin setiap hari meningkat mencapai 24,79 juta jiwa, belum juga termasuk dalam situasi lockdown akibat virus corona ini, banyak sekali masyarakat mengeluh tentunya karna kekurangan makanan atau mirisnya ekonomi yang setiap harinya anjlok.
Masyarakat yang berkebutuhan berkecukupan terpaksa menjual perabotan rumah nya dengan harga murah. Belum lagi dengan pedagang kaki lima yang tidak bisa berjualan akibat lockdown ini.
Menerapkan kebijakan lockdown untuk memutus rantai penularan virus corona memang lah sangat baik. Tetapi apakah sudah di pikirkan bagaimana kondisi masyarakat yang miris ekonomi???.
Melihat semakin bertambahnya korban jiwa karena virus, dan semakin lemah nya pemerintah!.
Tahun 2020 adalah tahun yang sangat buruk bagi Indonesia, Kemiskinan meningkat, pemasukan uang Negara Indonesia berkurang dratis.
Pemerintah mengusulkan pembagian sembako gratis bagi masyarakat yang tidak mampu, tapi pemerintah tidak melakukan dengan sesuai yang di harapkan, kendala pertama sering kali dialami daerah plosokan yang belum diberikan solusi untuk mengatasi ekonomi daerah plosokan jarang didatangi pemerintah setempat bahkan banyak yang mengabaikan dan lebih mengutamakan yang terlihat didepan mata.
Permasalahan yang sering kali terjadi adalah lebih mengutamakan keluarga terdekat. Seharusnya pemerintah lebih konsisten dalam mengayomi masyarakatnya. Baru-baru ini seorang ibu berusia 26 tahun ditemukan tewas dengan cara gantung diri pada April kemaren, wanita tersebut telah kehabisan uang untuk membeli susu anaknya, lebih mirisnya ia kehilangan perkerjaan setelah aturan lockdown diberlakukan, masih banyak lagi kasus bunuh diri akibat buruknya ekonomi dan kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan?.
"Apakah pemerintah ataukah rakyatnya?” Pemerintah masih belum bertindak jauh. Buktinya, masalah sembako belum terselesai hingga banyaknya korban meninggal akibat miris ekonomi.
Pemerintah menjamin perekonomian masyarakat yang terdampak dengan menggencarkan bantuan social seperti program keluarga harapan, penerima bantuan luran, kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar, kartu sembako, kartu Pra-kerja, hingga dana desa. “Apakah sudah terlaksanakan?”
hingga saat ini masih 20% terlihat sisanya masih samar-samar. Upaya pemerintahan untuk menjaga daya beli masyarakat bawah dengan memberikan bantuan langsung tunai(BLT) kepada masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan dan mengalami pemutusan hubungan kerja.
Perlu didukung oleh kebijakan untuk menjamin kelancaran pasokan dan distribusi barang khususnya pangan. Pemerintah harus lebih memperhatikan rakyat yang miris ekonomi , sekarang masyarakat banyak yang meninggal karna miris ekonomi. Semoga pemerintah lebih ekstra lagi dalam mengayomi masyarakatnya dan tidak hilang dari tanggungjawab.***