Selasa, 03 November 2015 17:11:00
Status Darurat Dicabut
97.139 Orang Terpapar Asap

PEKANBARU- Dinas kesehatan Provinsi Riau, mencatat korban terpapar akibat asap telah mencapai 81.514 orang untuk berbagai macam penyakit.
Korban sebanyak 97.139 orang itu berasal data per 30 Oktober 2015 dengan rincian penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) 81.514 orang, pneumonia 1.305 orang, asma 3.744 orang, iritasi mata 4.677 orang, iritasi kulit 5.899 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril dalam keterangannya di Pekanbaru, Ahad (2/11).
Menurut Andra, data tersebut dihimpun dari puskesmas, posko kesehatan tetap di delapan titik di Pekanbaru, pos kesehatan bergerak dan pos kesehatan di Riau. Kelompok rentan gangguan kesehatan antara lain lansia, ibu hamil, ibu melahirkan, balita para penderita jantung, hipertensi, asam yang terpicu asap sering mengunjungi pos kesehatan.
"Kedatangan Ibu Khofifah Indar Parawangsa ke pos kesehatan di Dinas Cipta Karya Jl. SM. Amin ini juga memberikan bantuan kemanusian kepada empat keluarga yang anggota keluarga mereka meninggal akibat terpapar asap," katanya.
Selain itu, Menteri Sosial juga meminta pemerintah Riau agar perlu sosialisasi terus menerus tentang indeks standar indeks standar pencemaran udara (ISPU) dimasing-masing wilayah, sehingga penanganan dikala asap telah berada di level berbahaya bisa disiagakan termasuk proses evakuasi.
Sementara itu, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau mencabut status darurat pencemaran udara akibat asap kebakaran hutan. Kepala Badan Lingkungan Hidup Riau Yulwirawati Moesa mengatakan status tersebut dicabut setelah indeks standar pencemaran udara berada pada level sehat. "Status darurat pencemaran udara berakhir 1 November 2015. Udara di Riau sudah sehat," kata Yuliwirawati, Senin, 2 November 2015.
Menurut Yulwirawati, perubahan kualitas udara itu terjadi lantaran Riau diguyur hujan sejak lima hari terakhir. Seiring dengan perubahan itu jarak pandang juga semakin jauh. Misalnya saja di Pekanbaru jarak pandang mencapai radius 5.000 meter, di Rengat 5.000 meter, di Pelalawan 3.000 meter, dan di Dumai 8.000 meter.
Selain itu, pergerakan angin dari selatan ke utara telah berubah sehingga asap kiriman dari Sumatera Selatan dan Jambi berkurang. "Kabut asap di Riau kebanyakan asap kiriman," ujar Yulwirawati. Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Riau sudah memasuki musim penghujan hingga Desember.
Namun, Yulwirawati mengatakan status darurat masih dipertahankan untuk kebakaran hutan dan lahan. Dia mengaku tetap waspada dengan kondisi tersebut karena cuaca panas berpotensi kembali melanda Riau saat memasuki Februari 2016. “Februari diprediksi cuaca berubah,” katanya.(vnc/tpo)

Program Pembinaan dan Mitigasi Bencana Karhutla Pertamina Dorong Masyarakat Raup Rupiah

Riau Siaga Darurat Karhutla hingga Oktober 2020

Puluhan Heaktare Lahan Warga Riau Terbakar
