Jumat, 24 Februari 2017 18:54:00
Tokoh Masyarakat: Etika DPRD Dumai Rusak Usai Stop Proyek PGN
DUMAI - Lembaga terhormat yang bertugas sebagai penyambung suara masyarakat dan menyandang predikat wakil rakyat dinilai rusak oleh ulah mereka yang melakukan penyetopan pekerjaan penanaman pipa Perusahaan Gas Negar (PGN) kemudian gelar pertemuan diluar agenda resmi di hotel berbintang.
"Saya menilai disini lembaga DPRD Dumai sudah mencoreng nama baik mereka sendiri, karena baru saja melakukan penyetopan lalu berselang beberapa jam menggelar pertemuan dengan pihak perusahaan, sekarang disaksikan bersama pengerjaan proyek PGn kembali bisa dilanjutkan, ada apa ???." tanya Ketua Forum Masyarakat Dumai, Ahmad Maritulius, kepada pers Jumat (24/02/2017).
Pria yang akrab disapa Bang Lius ini menilai, jika setelah pertemuan DPRD dan pihak perusahaan menghasilkan kembali beroperasinya penanaman pipa PGN. Meski sebelumnya diinformasikan tidak adanya izin prinsip ini memicu berbagai argumen negatif dari masyarakat bahkan bisa melukai hati masyarakat.
"Apa kesepakatan mereka saat pertemuan di hotel itu, sehingga dalam hitungan jam perusahaan yang diklaim tidak kantongi izin prinsip bisa kembali beraktifitas." sebutnya.
Dikatakan lius, jika memang mereka tidak ada maksud tertentu, kenapa harus bersusah payah turun kelapangan, cukup saat hearing bersama dinas terkait dan managemen perusahaan diinteruksikan untuk memberhentikan aktifitas mereka sementara.
"Sekarang kita lihat bersama, mereka turun lapangan kemudian melakukan penyetopan, seolah-olah ada perbuatan intimidasi dan gaya premanisme dengan maksud dan tujuan tertentu. Pasca penyetopan ada lagi informasi kita dapati pertemuan mereka dengan pihak perusahaan hanya dalam hitungan jam. Sekarang perusahaan sudah boleh beraktifitas melakukan penanaman pipa, ini saya menilai melukai masyarakat," jelasnya.
Lius menilai pekerjaan proyek penanaman pipa PGN akan memicu berbagai permasalahan. diantaranya penanaman pipa selain menggunakan bahu jalan juga menyerobot tanah milik masyarakat yang berada di pinggir jalan, dan ini akan menjadi persoalan lain.
Ditambahkannya berbagai persoalan lain juga terus mengintai seperti, kekhawatiran adanya pipa air bersih yang merupakan aset daerah dan pernah ditanam beberapa tahun lalu juga akan rusak. Selain itu, adanya kabel optik yang pernah ditanam juga akan terganggu.
Tidak sampai disitu, tambah Ahmad Maritulius, kerusakan jalan umum dengan adanya aktivitas penanaman pipa menggunakan alat berat dan aktivitas bongkar muat bakal merusak sedikit banyaknya fisik jalan umum yang dibangun menggunakan APBD.
"Kita sangat menyayangkan sikap anggota dewan dengan adanya kabar pertemuan diluar agenda resmi lembaga terhormat. Apalagi pasca pertemuan, penghentian proyek PGN yang baru dikerjakan dalam hitungan jam kembali dapat beroperasi." sebutnya.
Kemudian tambah Ahmad Maritulius, adanya potensi ancaman terhadap pemukiman masyarakat yang dilintasi pipa gas ke perusahaan industri itu juga sebuah bom waktu yang akan menjadi konflik.
"Terkait PAD apa yang menjadi kontribusi mereka (PGN-red) terhadap daerah juga harus dijelaskan kontribusi mereka bagaimana. eksekutif kita minta dapat mendorong pernyelesaian masalah ini dengan tegas demi masyarakat Dumai." sebutnya.
Jika persoalan ini tidak bisa terjawab. Kata Ahmad Maritulius, maka penanaman pipa harus ditinjau ulang pemerintah harus menolak secara total pekerjaan.
"Jangan nanti dikemudian hari menjadi pemicu konflik horizontal dengan masyarakat. Jika hal itu terjadi, kita minta PGN hengkang dari Dumai." tegasnya.(egy)