Senin, 24 Juni 2019 14:18:00

Langkah Hemat Ala Pertamina RU II

Penulis: Megi Alfajrin
Pengolahan Kilang Pertamina RU II Dumai.
  • "Pertamina RU II Dumai terus melangkah maju untuk mewujudkan kilang yang menjadi kebanggaan Nasional dan tentunya tidak melepaskan visi sebagai BUMN yang kompetitif di Asia Tenggara, uniknya inovasi yang dikembangkan justru memberi manfaat dan menjadikan perusahaan plat merah ini kian berhemat"

 

globalriau.com - "Menjadi kilang minyak dan petrokimia yang kompetitif di Asia Tenggara" demikian visi PT Pertamina RU II Dumai yang tertera dari situs resmi milik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Membaca kalimat diatas tentu bukanlah sekedar coretan semata tanpa adanya langkah dan inovasi secara terus menerus untuk mampu berkompetisi baik secara lokal maupun Internasional. Berkomitmen menjadi kilang kebanggan Nasional yang sudah di cita-citakan sejak lama tampaknya memaksa Pertamina harus berupaya guna mewujudkan semua menjadi kenyataan.

Berhemat tentunya menjadi salah satu role dalam bisnis industri. Dimana investor mengeluarkan modal seminimal mungkin tetapi tetap mendapatkan hasil produksi yang berkualitas.

Terang saja, sejak dioperasikan pada tahun 1971, kilang yang terletak di Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai-Riau ini kian menggenjot berbagai produksi dengan kualitas yang sangat paten, namun berinovas untuk mengeluarkan biaya dan beban yang relatif hemat.

Beberapa tahun belakangan, berbagai program kerjasama dan project untuk menekan expense sudah makin dijajal oleh PT Pertamina agar menekan biaya operasional, namun tidak mengurangi bahkan makin memantapkan kualitas produksi.



Sejumlah upaya berhasil dilakukan PT Pertamina untuk meringankan 'kantong' baik  sisi operasional dan produksi, diantaranya meliputi biaya listrik hemat sebesar 20 perses, bahan bakar hemat 40 persen, hingga katalis hemat 10 persen.

Kita ambil sample dua tahun belakangan, dimulai dari penghematan biaya penggunaan listrik. General Manager Pertamina RU II Dumai Nandang Kurnaedi mengatakan,‎ kerja sama antara Pertamina dan PLN yang diawali dengan penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) pada 6 Desember 2018 lalu memberikan dampak positif bagi mereka.

Jelas saja, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, mendapat pasokan listrik dari PT PLN (Persero). Dengan adanya sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini justru menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh Pertamina.

"Tahap awal ini, PLN memberikan layanan listrik untuk kawasan Bukit Datuk dengan daya 5540 kVA menggunakan tegangan menengah 20 KV. kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) yang sebelumnya ditandatangani oleh Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif bersama dengan Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman," kata Nandang.

Selain menghasilkan penghematan biaya penyediaan listrik, Nandang menyatakan, kerja sama ini akan memberikan manfaat tambahan bagi kilang RU II yakni penuruan kebutuhan fuel oil yang sebelumnya digunakan untuk menghasilkan listrik.

Dengan kerja sama ini, Pertamina akan mengalokasikan fuel oil yang semula untuk kelistrikan dan mengubahnya menjadi produk yang lebih bernilai seperti Solar.

“Sebagai objek vital nasional yang memasok hingga 20 persen kebutuhan energi nasional, kerja sama pemanfaatan listrik PLN ini menjadikan RU II Pertamina dapat lebih fokus melaksanakan operasional dan pemeliharaan Kilang,” ungkap Nandang.

Dari sisi efisiensi tentunya perpindahan pasokan listrik dari Kilang RU II ke PLN memberikan efek signifikan secara penghematan biaya. Menurutnya dengan penggunaan sumber listrik baru ini, penghematan biaya operasional bisa mencapai Rp 1,6 miliar per bulan atau menurun hingga 25 persen.

Sebelumnya project dalam langkah penghematan yang ditempuh Pertamina yakni melalui proyek pipa transmisi gas Duri-Dumai PT Pertamina Gas atau Pertagas tahap II secara resmi telah mengalirkan gas (gas in) ke Refinery Unit II Dumai PT Pertamina (Persero).

Proyek yang dimulai pembangunannya sejak November 2017 lalu ini, semakin memperkuat komitmen Pertamina grup dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional, bahkan sudah commisioning per tanggal 14 April 2019.

Pada tahap ke II, pipa gas sepanjang 67 km dibangun untuk memenuhi kebutuhan kilang RU II Dumai Pertamina. Untuk sementara, pipa gas transmisi ini akan mengalirkan gas ke RU II Dumai sebesar 22.7 MMSCFD.

Terkait proyek gas in dari Pertagas ini, Unit Manager Comm. Relations & CSR RU II Dumai Muslim Dharmawan menyatakan hal ini menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi kilang, khususnya pada aspek pemenuhan bahan bakar operasional kilang.

Sebelumnya, bahan bakar dipasok secara internal dengan menggunakan fuel oil, naptha dan fuel gas yang diproduksi RU II Dumai.

"Pemanfaatan gas eksternal ini merupakan salah satu strategic initiatives RU II Dumai untuk meningkatkan Gross Refinery Margin yang sejalan dengan estimasi 40 % penghematan fuel cost", ungkap Muslim.

Ditambahkannya, mempersiapkan kilang dalam menggunakan asupan fuel baru, RU II Dumai juga melaksanakan beberapa penyesuaian.

Selanjutnya, PT Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai melakukan langkah dan inovasi pengembangan dalam mengoptimalkan produk karya anak bangsa.

Pertamina sendiri diketahui telah berhasil memproduksi green diesel atau solar nabati D-10 dengan kandungan 87,5 persen solar minyak bumi dan 12,5 persen minyak sawit. Keberhasilan ini berkat Katalis Merah Putih yang dikembangkan Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis Institut Teknologi Bandung (TRKK ITB) dan diproduksi oleh PT Pupuk Kujang.



"Ternyata kita mampu (produksi green diesel). Kualitasnya juga jauh lebih naik. Pertamina baru mampu hasilkan dua belas ribu barel per hari. Kalau sepuluh persennya dari sawit, kita hemat seribu dua ratus barel per hari. Sekarang (komposisi sawitnya) di angka 12,5 persen. Ini harus kita tingkatkan terus supaya menjadi lebih baik di angka 20 persen atau 30 persen," ungkap Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.

Dalam kesempatan ini Menteri Nasir menyatakan Indonesia dapat menghemat solar dari minyak bumi yang mayoritas diimpor. Minyak bumi tersebut digantikan dengan minyak sawit yang sudah diolah hingga mencapai RBDPO atau Minyak Sawit Tersuling, Cerah, dan Tak Berbau.

"Misal kandungan sawitnya itu 10 persen, dalam satu tahun Indonesia bisa kurangi 10 persen dari total impor (minyak bumi) yang habiskan 17,6 miliar Dollar per tahun, bisa menghemat sepuluh persen atau 1,6 miliar Dollar per tahun atau 25 triliun Rupiah," ungkap Nasir.

Saat ini green diesel atau solar nabati yang diproduksi Pertamina sudah memiliki 12,5 persen kandungan minyak sawit, sehingga penghematan impor bahan bakar fosil yang digunakan untuk solar dapat dikurangi. Jumlah impor yang mencapai ratusan triliun Rupiah membuat Indonesia harus mencari sumber energi nabati.

"Kalau kita naikan sawitnya menjadi 12,5 persen, kita hemat di angka 31,25 triliun Rupiah. Impor kita mencapai 250 Triliun per tahun. Ini harus kita hemat. Ini yang harus kita tingkatkan kapasitas sawitnya,” harap Nasir.

Green diesel atau solar nabati yang diproduksi Pertamina dengan Katalis Merah Putih dari ITB ini tidak hanya menghemat anggaran impor bahan bakar dari fosil, tetapi juga memiliki cetane atau tingkat pembakaran diesel yang lebih bersih dengan emisi atau polusi udara yang lebih sedikit.

General Manager Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai Nandang Kurnaedi mengungkapkan Pertamina sedang mempertimbangkan untuk memproduksi lebih banyak greed diesel D-10.

"Insya Allah ke depannya untuk swasembada energi, ini akan jadi prospek yg lebih bagus lagi. Untuk target, saya belum bisa tentukan, perlu koordinasi dengan Jakarta, tapi dengan hasil ini kemungkinan pada 2020 engineeringnya mulai," ungkapnya.***

Share
Berita Terkait
  • 2 bulan lalu

    Polres Dumai Jenguk Petugas KPPS yang Tersengat Listrik saat Pasang Tenda TPS

    Usai menyampaikan apresiasi dan dukungan tersebut, Ipda J. Munthe didampingi Ps. Kanit 4 Sat Intelkam Polres Dumai Aiptu Suardi Hasibuan, Ps. Kanit 1 Sat Intelkam Polres Dumai Brip
  • 4 bulan lalu

    Perayaan Natal, PT Pelita Agung Agrindustri Berikan Bantuan Sembako kepada Lansia dan Anak Yatim

    Salah satu penerima bantuan, Marlina mengatakan bantuan sembako yg diterima sangat membantu memenuhi kebutuhan.
  • 4 bulan lalu

    Perampokan Kapal Mulai Marak Terjadi di Perairan Dumai

    Kondisi tersebut hingga kini belum mendapat perhatian serius dari aparat penegak hukum. Dikhawatirkan hal ini akan memperburuk citra pelabuhan Dumai sebagai kawasan industri dan pe
  • 5 bulan lalu

    Serahkan Santunan 491 Anak Yatim dan Piatu, Walikota Minta Doa Agar Kota Dumai Mendapat Keberkahan

    Dalam sambutannya, Walikota Dumai H. Paisal, SKM., MARS menyampaikan bahwa hal ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah dengan tujuan untuk dapat meringankan beban masyarakat kh
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.