• Home
  • Nasional
  • Demo Kenaikan BBM, Mahasiswa Aceh Gembok Kantor Pertamina
Rabu, 28 Maret 2018 14:33:00

Demo Kenaikan BBM, Mahasiswa Aceh Gembok Kantor Pertamina

Merdeka.com
Demo mahasiswa aceh Tolak kenaikan BBM.

ACEH, Globalriau.com - Puluhan mahasiswa Aceh yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat (AMPERA) menggembok pintu pagar Pertamina Aceh pada saat menggelar aksi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Rabu (28/3) di Banda Aceh.

Mahasiswa yang tergabung dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh pertama kali melakukan orasi di Simpang Lima Banda Aceh. Mereka juga membawa sejumlah poster dan spanduk menolak kebijakan kenaikan harga BBM, termasuk terjadi kelangkaan BBM jenis premium di Aceh.

Setelah berorasi secara bergantian selama 30 menit. Peserta aksi yang dikawal ketat pihak kepolisian itu kemudian mendorong sepeda motor menuju kantor Pertamina, jarak sekitar 300 meter dari titik aksi pertama. Setelah semua sepeda motor mereka parkir depan pintu masuk kantor Pertamina, peserta aksi berjalan kaki menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).



Sampai di depan pintu masuk gedung dewan, demonstran sempat tertahan karena pintu pagar tertutup rapat. Setelah menunggu sekitar 15 menit, peserta aksi diperbolehkan masuk dan langsung berkumpul di tiang bendera di bawah tarik matahari.

Sedangkan di teras gedung paripurna DPRA yang rindang sudah menunggu dua anggota dewan yaitu, Ketua Fraksi Golkar, Zuliat Suparjo dan Ketua Fraksi Gerindra dan PKS Abdurrahman Ahmad.

Selang beberapa menit kemudian, peserta aksi meminta kedua anggota dewan itu untuk menjumpai mereka. Keduanya langsung menuju tiang bendera dan menyambut kedatangan peserta aksi.

Setelah berorasi dan menandatangani petisi menolak kenaikan harga BBM dan dikembalikannya premium ke pasar, peserta aksi juga meminta kesediaan kedua anggota dewan tersebut menandatanganinya. Keduanya langsung menandatanganinya di atas spanduk panjang sekitar 3 meter.

Peserta aksi kembali berorasi selama sekitar 1 jam. Setelah itu, semua peserta aksi diminta untuk kembali ke kantor Pertamina. Sampai di kantor Pertamina sekitar 100 meter dari gedung DPRA dengan berjalan kaki. Peserta aksi meminta untuk bertemu dengan pimpinan Pertamina. Akan tetapi, hanya ditemui oleh beberapa karyawan Pertamina didampingi oleh pihak kepolisian.

Situasi sempat memanas. Awalnya peserta aksi hendak masuk dan berdiskusi dengan pimpinan Pertamina. Dorong mendorong pun terjadi. Namun Koordinator Aksi, Alfian Rinaldi berhasil meredam amarah rekan-rekannya.

Peserta aksi kemudian langsung memasang spanduk di pintu pagar kantor Pertamina. Setelah itu, peserta aksi mengambil rantai dan menggembok pintu pagar kantor Pertamina. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa Aceh atas kenaikan harga BBM selama ini di bawah rezim Presiden Joko Widodo.

"Kita gembok sebagai bentuk protes kita terjadinya kenaikan harga BBM di Indonesia," kata Alfian Rinaldi.

Alfian mengaku, kenaikan harga BBM pada era Jokowi dilakukan secara diam-diam. Padahal Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan berjanji tidak akan menaikkan harga tarif dasar listrik dan harga BBM.

"Nyatanya harga Pertalite terus naik, baru-baru ini kembali naik Rp 200 per liter, bagi rakyat kecil ini sangat berat," jelasnya.

Alfian juga menyatakan di era Jokowi keberadaan BBM jenis premium juga langka. Sehingga telah membuat rakyat miskin menderita dan berpengaruh terhadap perekonomian rakyat kecil.

"Kenaikan BBM berdampak buruk dipelbagai sektor perekonomian. Berimbas terjadinya kenaikan harga barang dan lainnya," ungkapnya.

Alfian juga menyoroti kenaikan harga BBM selama ini dilakukan secara diam-diam. Tanpa terlebih dahulu diumumkan secara terbuka kepada publik. Padahal berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, setiap warga negera berhak mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik.

"Kalau begini terlihat pemerintahan sekarang terkesan otoriter," tukasnya.

Oleh karena itu, AMPERA menolak dan meminta kepada Jokowi mempertimbangkan kembali kenaikan harga BBM. Termasuk menyediakan kembali BBM jenis Premium.

"Kami juga meminta agar mengusahakan kesediaan kembali BBM jenis premium dan kembalikan subsidi BBM untuk rakyat kecil," katanya.

Sementara itu Ketua Fraksi Golkar, Zuriat Suparjo dan Ketua Fraksi Gerinda/PKS Abdurrahman Ahmad mengaku akan menyampaikan usulan ini kepada pimpinan. Nantinya akan dibawa ke Badan Musyawarah (Bamus) untuk membahas langkah kebijakan soal kenaikan harga BBM.

"Akan kami sampaikan kepada pimpinan semua tuntutan ini. Karena memang kenaikan harga BBM telah berpengaruh terhadap perekonomian rakyat," ungkap Zuriat Suparjo.

Sedangkan Abdurrahman Ahmad mengaku, partainya menolak kenaikan harga BBM. "Fraksi kami siap menolak kenaikan harga BBM," tutupnya.

Sumber: Merdeka.com

Share
Berita Terkait
  • tahun lalu

    Warga Tutup Gudang Minyak di Bukit Timah, DPRD Dumai Dukung Penertiban Hal yang Meresahkan Masyarakat

    Puluhan warga beserta tokoh masyarakat dan tokoh agama yang mendapat informasi adanya praktik maksiat dan aktivitas ilegal, mengaku gerah hingga berujung pada aksi pembongkaran pak
  • 2 tahun lalu

    Pertamina: Pembatasan Solar Subsidi untuk Roda 6 Keatas Sudah Sesuai Aturan

    Sebagaimana dikeluhkan pengusaha transportasi angkutan berat di Dumai, Badaruzzaman, bahwa mulai akhir tahun 2021 hingga awal 2022 sulit mendapatkan BBM jenis solar untuk angkutan
  • 2 tahun lalu

    Malam Tahun Baru, Dirut Pertamina Pantau Ketersediaan BBM dan LPG di Seluruh Indonesia

    Pemantauan ketersediaan energi yang memanfaatkan teknologi digital di PICC Gedung Grha Pertamina, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (31/12/2021) dimulai sejak pukul 19.0
  • 2 tahun lalu

    Sulitnya "Kencing" BBM dan CPO Dihentikan, Begini Pengakuan Pelaku

    Berbagai cara pelaku penyelewengan dalam melakukan aksinya seperti menimbun BBM, ada juga yang mengangkut tidak sesuai dengan tujuan, atau di tengah jalan diselundupkan oleh para o
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.