Sabtu, 14 April 2018 16:42:00
Ratusan Rumah Terendam dan Jembatan Putus Akibat Banjir di Inhu
Merdeka.com
INHU, Globalriau.com - Tingginya curah hujan sepekan terakhir mengakibatkan air sungai Indragiri meluap dan ribuan rumah warga serta puluhan fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas terendam banjir, Kamis (12/4). Bahkan, sebuah jembatan terbuat dari kayu ikut hanyut terbawa arus sungai.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Indragiri Hulu, Indra T mengatakan, salah satu pemicu banjir adalah tingginya curah hujan beberapa hari belakangan. Hal itu berimbas debit air sungai Indragiri naik mencapai 6,11 meter.
"Di beberapa titik permukaan yang rendah terjadi luapan. Curah hujan turut memperparah banjir. Paling parah hampir semua desa di Kecamatan Batang Cenaku," kata Indra.
Indra menjelaskan, dampak banjir terjadi di empat kecamatan se-Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Antara lain di Kecamatan Peranap, seperti di Desa Pematang 10 rumah, Desa Pematang Benteng 35 rumah.
Sementara, di Kecamatan Batang Peranap banjir melanda Desa Setako Raya sebanyak 259 rumah yang terendam, di Desa Pauh Ranap sebanyak 59 rumah. Sedangkan, di Kecamatan Kelayang terdiri dari Desa Pulau Sengkilo yang terendam banjir sebanyak 10 rumah, akses jalan yang menghubungkan Desa Koto Medan Senkilo Dusun Tua Pelang, Teluk Sejua Desa Pasir Beringin, putus.
"Terparah di Kecamatan Batang Cenaku antara lain di Desa Anak Talang, Kepayang Sari dan Kilan sebanyak 50 rumah dan jembatan Desa Anak Talang rusak berat," kata Indra.
Kemudian di Kecamatan Seberida antara lain di Desa Bandar Padang sebanyak 350 rumah terendam air, satu unit Taman Kanak-kanak, dan SDN 003 Beligan. Di Kelurahan Pangkalan Kasai Dusun Aur Kuning sebanyak 53 rumah, di simpang tiga sebanyak 31 rumah dan satu SDN 001 Seberida.
"Untuk Kecamatan Rakit Kulim satu unit jembatan penghubung Desa Kuantan Tenang, Batu Sawar dan Desa Petonggan putus. Untuk pembangunan akan diusulkan dari penanggulangan bencana pusat," ujar dia.
Setelah banjir, personel KPBD Pemkab Inhu ikut siaga dengan membuat Posko di setiap titik musibah banjir. Sementara itu, Kepala Desa Pring Jaya, Zainal, mengatakan, jembatan yang terbuat dari kayu di desa mereka hanyut terbawa arus sungai. Dia menyebutkan, jembatan itu satu-satunya akses untuk keluar dari desa menuju kota kecamatan.
"Kalau menempuh jalan lain, jaraknya bisa mencapai lima kali lipat lebih jauh dari jalur biasanya. Karena harus melintasi kebun kelapa sawit milik perusahaan," kata Zainal.
Sumber: Merdeka.com