• Home
  • Pekanbaru
  • Jubir Covid-19 Riau, 80 Persen Pasien Usia Diatas 60 Tahun Meninggal Dunia
Minggu, 31 Mei 2020 14:33:00

Jubir Covid-19 Riau, 80 Persen Pasien Usia Diatas 60 Tahun Meninggal Dunia

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi.

PEKANBARU, globalriau.com - Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi menyebutkan, Coronavirus Disease 19 (Covid-19) tidak bisa disembuhkan dengan sistem herd immunity. Sebab, sudah ada negara yang mempraktekkan sistem tersebut, namun gagal.

Dia menjelaskan, herd immunity adalah membiarkan tubuh terpapar virus, kemudian tubuh menjadi kebal dan bisa sembuh dengan sendirinya. Menurut Yovi, jika orang di bawah usia 60 tahun terpapar Covid-19, mungkin bisa tidak lagi terinfeksi virus tersebut.



"Namun berbeda jika virus tersebut terkena ke orang tua kita usia di atas 60 tahun, presentasenya 80% bisa meninggal dunia," ujar Yovi, Sabtu (30/5).

Yovi mengatakan, salah satu contoh negara yang menerapkan sistem herd immunity yaitu Swedia. Negara tersebut membuat kebijakan untuk tidak melakukan sistem pembatasan fisik dari mulai bulan Maret, April dan awal Mei ini.

Kebijakan tersebut dilakukan Swedia untuk membiarkan semua masyarakatnya terpapar Covid-19, dengan harapan masyarakat bisa kebal dengan virus tersebut.

"Ternyata hasilnya berbeda, yang terjadi dampaknya luar biasa, Swedia termasuk negara paling banyak jumlah kematiannya," jelas Yovi.

Belajar dari kasus Swedia tersebut, Yovi kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, rajin cuci tangan dan tetap menggunakan masker jika harus keluar rumah.

"Saya pikir kalau orang waras tidak ada yg mau orang tuanya kena Covid-19 kemudian meninggal dunia. Makanya perlu protokol kesehatan bukan herd immunity," kata Yovi.

Yovi menekankan tiga poin penting yang harus dipatuhi masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

Dia menyampaikan, apapun jenis kebijakan pemerintah, baik itu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), new normal atau kebijakan lainnya, yang paling utama adalah tiga hal yaitu menggunakan masker, rajin cuci tangan serta menjaga jarak.

"Kita harus samakan persepsi, new normal bukan berarti keadaan kembali normal tapi ada protokol kesehatan yang harus diperhatikan," jelasnya.

Sebab, menurut Yovi, seorang bisa selamat apabila ia mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itu, situasi saat ini menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan.

Dari awalnya cuci tangan hanya ketika hendak makan, menjadi rajin cuci tangan. Dari yang awalnya keluar rumah tanpa masker, sekarang dituntut untuk wajib mengenakan masker.

"Begitu juga berkumpul sudah tidak boleh lagi. Cukup tiga poin itu saja sudah sangat penting saat ini," imbuhnya.

Apapun jenis kegiatan masyarakat saat ini, kata Yovi, ada protokol kesehatan yang wajib dijalankan dan menjadi urutan nomor satu dibandingkan hal lainnya.

"Mau itu sektor sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan lainya, tetap protokol kesehatan menjadi poin utama yang harus dijalankan. New normal bukan seenaknya ke pasar, ke mall, tapi ada protokol kesehatan yang wajib dipatuhi," tandasnya.

85 Pasien Sembuh dari Covid-19 di Riau

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi mengatakan sebanyak 85 orang pasien sembuh dari Covid-19 atau Virus Corona. Jumlah pasien sembuh sebelumnya 84 orang, ditambah 1 hari ini sehingga 85 orang.

“Total pasien positif Covid-19 di Riau sebanyak 117, yang sembuh dan dipulangkan sudah mencapai 85 orang. Sedangkan yang masih dirawat 26 orang, dan meninggal dunia 6 orang,” ujar Yovi, Sabtu (30/5).

Yovi menyebutkan, hari ini tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 yang baru. Bahkan, hari ini juga terdapat 1 orang pasien positif sembuh dari Virus Corona tersebut.

"Alhamdulillah hari ini tidak ada penambahan. Kabar baiknya, 1 orang pasien warga Siak inisial AMS (16) sembuh dari Covid-19,” ucap Yovi.

Kemudian Pasien Dalam Pengawasan di Provinsi Riau yang masih dirawat di rumah sakit saat ini totalnya berjumlah 98 orang. Untuk PDP negatif Coronavirus dan dipulangkan sebanyak 1.107 orang, serta PDP meninggal dunia ada 152 orang. Sedangkan total PDP sebanyak 1.347 orang.

Sementara itu, total jumlah orang dalam pantauan (ODP) yang telah selesai pemantauan adalah 61.249 orang dan yang masih dipantau sebanyak 6.749 orang.

“Pergerakan PDP dalam beberapa hari ini cenderung menurun sehingga kapasitas tempat tidur atau ruang isolasi yang tersedia di Provinsi Riau banyak yang kosong dalam beberapa hari terakhir,” tandasnya.

Sumber: Merdeka.com

Share
Berita Terkait
  • 5 bulan lalu

    Desa Tanjung Punak Binaan PHR Raih Juara I Apresiasi Desa Wisata Riau

    Desa Tanjung Punak dikenal dengan kemolekan wisata bahari dipadu dengan kearifan lokal masyarakatnya yang kental dengan budaya. Keindahan pantainya yang memesona membuat desa ini r
  • 7 bulan lalu

    Aswas Kejati Riau Lakukan Pemantauan di Kejari Kampar

    Dalam penyampaiannya, Kepala Kejaksaan Negeri Kampar Sapta Putra, SH., M. Hum menyampaikan ucapan selamat datang kepada Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Ayu Agung, S.H, S.S
  • 7 bulan lalu

    Aswas Kejati Riau Lakukan Inspeksi Pemantuan di Kejari Pekanbaru

    Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Ayu Agung, S.H, S.Sos, M.H, M.Si (Han) menyampaikan agar seluruh pegawai pada Kejaksaan Negeri Pekanbaru tetap berperilaku dan berpola hidu
  • 7 bulan lalu

    Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Pimpin Apel Kerja Pagi

    Dalam amanatnya Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Ayu Agung, S.H., S. Sos., M.H., M. Si (HAN) menyampaikan terdapat beberapa poin penekanan untuk segera dilaksanakan oleh se
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.